Kekurangnya Tenaga Ahli di Bidang Teknologi
Di Indonesia perkembangan bisnis digital masih menemukan sejumlah kendala.Menurut Chairman Chief Information Officer Indonesia (iCIO Community), Agus Wicaksono, Indonesia memiliki lima masalah yang harus dihadapi bisnis digital Tanah Air, antara lain:
1.Kesenjangan infrastruktur teknologi
2.Kekurangan tenaga ahli
3.Keamanan data
4.Standar pertukaran informasi
5.Kepemilikan data.
Untuk membahas salah satu masaalahnya, iCIO Community pun menyelenggarakan diskusi terbuka bertajuk "Closing The Digital Gap".Pembicaraan tersebut adalah CEO Line Indonesia Ongki Kurniawan, CEO Hired Today Frans Dirgantara, Wakil Rektor Universitas Bina Nusantara Idris Gautama, Kepala Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Gunawan Wibisono, dan Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Pangerapan.
Diskusi ini membahas mengenai kurangnya tenaga dalam bidang teknologi informasi di Indonesia. Dari informasi yang kami dapat,Ongki mengatakan, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Namun di Indonesia, sumber daya berkualitas masih terbilang minim.
"Tak hanya kemampuan, masalah lain yang juga perlu menjadi perhatian dalam mencari talenta itu berada. Dan sampai saat ini kami belum mempunyai data wilayah mana saja yang memiliki talenta baik," tuturnya ditemui Tekno Liputan6.com saat diskusi di Jakarta, Selasa (9/5/2017).
Namun menurut Ongki, sebuah perusahaan digital tak hanya mencari seorang pekerja, tapi bisa menjadi institusi pendidikan bagi pegawainya. Dengan itu, pekerja dapat tetap mengolah dan meningkatkan kemampuannya.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Pangerapan pun tak menampik memang ada kesenjangan jumlah tenaga ahli bidang teknologi informatika (TI) di Indonesia. Di sini pemerintah sebenarnya dapat mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan tenaga ahli.
"Kebijakan bisa diambil, tapi harus dibekali dengan data dari ekosistem pula. Seperti apa kekurangannya, berapa jumlah yang dibutuhkan, baru setelah itu kita bisa merumuskan kebijakan yang sesuai," ujarnya.
Dan dia juga mengatakan bahwa permasalahan ini harus dibahas oleh lintas Kementerian dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
Sementara Wakil Rektor Universitas Bina Nusantara Idris Gautama menambahkan universitas telah berupaya untuk mengurangi permasalahan tersebut dengan menyiapkan lulusan yang dibekali kemampuan yang menjamin. Salah satunya bekerja sama dengan beberapa perusahaan digital untuk saling berbagi informasi dan pengalaman.
Seperti Universitas Bina Nusantara dan Universitas Indonesia baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan iCIO Community. Nota kesepahaman ini merupakan bentuk kerja sama untuk meningkatkan program pendidikan digital di perguruan tinggi sekaligus memperkuat relasi dunia bisnis dan pendidikan.
(Dam/Cas)
sumber: http://tekno.liputan6.com/read/2946218/icio-indonesia-kekurangan-ahli-di-bidang-teknologi
Komentar
Posting Komentar